Beranda | Artikel
Memperbarui Keimanan dalam Hati
Selasa, 10 Oktober 2023

Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

Memperbarui Keimanan dalam Hati adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 17 Rabi’ul Awal 1445 H / 2 Oktober 2023 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Memperbarui Keimanan dalam Hati

 إنَّ الإيمانَ ليَخلَقُ في جوفِ أحدِكم كما يَخْلَقُ الثوبُ ، فاسأَلوا اللهَ أن يُجدِّدَ الإيمانَ في قلوبِكم

“Sesungguhnya iman itu bisa menua di diri salah seorang di antara kalian sebagaimana tuanya pakaian. Maka mintalah agar Allah memperbaharui keimanan dalam hati-hati kalian.” (HR. Al-Hakim dan Ath-Thabrani)

Iman sebagaimana yang kita ketahui adalah seuatu yang paling berharga, paling penting, paling tinggi nilainya. Dengan iman itu kita bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dan dia beriman, maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (bahagia), dan sesungguhnya akan Kami beri balasan di akhirat nanti dengan sesungguhnya yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl[16]: 97)

Dengan keimanan, seseorang bisa masuk ke dalam surga, bisa selamat dari neraka, dan juga bisa melihat Allah ‘Azza wa Jalla pada hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ ‎﴿٢٢﴾‏ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ‎﴿٢٣﴾

“Wajah-wajah ketika itu (pada hari kiamat) berseri-seri karena melihat wajah Allah ‘Azza wa Jalla.” (QS. Al-Qiyamah[75]: 22-23)

Begitu juga Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam bersabda:

إنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ يَومَ القِيَامَةِ

“Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian pada hari kiamat.” (HR. Bukhari)

Maksudnya adalah ahlul iman, yaitu orang-orang yang beriman. Dan sungguh iman ini mempunyai banyak sekali buah-buah yang indah dan pengaruh-pengaruh yang baik di dunia dan di akhirat.

Orang yang berakal adalah orang yang memperhatikan keimanannya dan menjadikan perhatian terbesarnya adalah menjaga keimanannya. Bagaimana tidak, keimanan adalah sesuatu yang paling berharga yang dimiliki oleh seseorang, dan ini kita bisa mengetahui ketika menyadari bahwa keimanan itu butuh untuk terus diperbaharui dan dijaga. Karena penghalang-penghalang dan perusak-perusak keimanan itu sangat banyak dan bermacam-macam. Dan perusak keimanan tersebut datang dari segala arah. Maka seseorang yang beriman perlu untuk terus memperhatikan, selalu sadar, dan berusaha untuk menjaga keimanannya.

Seseorang perlu berusaha untuk selalu menjaga dan memperbaiki keimanannya, menguatkan hubungan dengan Allah ‘Azza wa Jalla, dan menyelamatkan imannya dari kerusakan serta segala hal yang bisa mengurangi dan melemahkan keimanan tersebut.

Iman menua seperti pakaian

Sabda Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam pada hadits yang kita bacakan tadi tentang iman, yaitu sabda beliau:

إنَّ الإيمانَ ليَخلَقُ في جوفِ أحدِكم كما يَخْلَقُ الثوبُ

“Iman itu bisa menua dalam diri salah seorang di antara kita seperti menuanya pakaian…”

Ini menunjukkan pentingnya kita selalu memperhatikan dan menjaga keimanan, terutama iman yang berada dalam hati.

Tentu kita selalu berusaha untuk menjaga kebersihan dan kerapihan pakaian. Bahkan terkadang seseorang bertanya kepada orang-orang di sekitarnya apakah ada kotoran yang menempel pada pakaiannya? Terutama ketika mereka melewati suatu tempat yang bisa mengotori pakaian tersebut. Dia berusaha untuk segera membersihkannya agar pakaian itu tetap bersih, putih, suci, dan selamat dari kotoran-kotoran.

Maka perhatian untuk membersihkan dan menjaga keimanan lebih wajib untuk kita jaga dan perhatikan daripada sekedar menjaga pakaian.

Sisi persamaan antara iman dan pakaian, yaitu sebagaimana pakaian bisa menua dan kotor, kemudian kita selalu berusaha untuk menjaga kebersihannya. Maka tentunya keimanan itu lebih penting. Perkara iman lebih besar dan lebih harus untuk kita perhatikan, jaga, dan selalu kita perbaharui. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: في جوفِ أحدِكم (dalam diri salah seorang di antara kalian), maksudnya adalah dalam hati. Karena iman itu asalnya ada dalam hati.

Terkadang keimanan itu menjadi kuat, kemudian setelah terpengaruh oleh sesuatu yang bisa melemahkannya maka iman itu pun menjadi lemah. Demikian juga jika iman itu terpengaruh dengan pengaruh-pengaruh buruk seperti fitnah dan perkara-perkara yang melalaikan, bisa jadi iman tersebut tidak tersisa sama sekali. Bisa hilang keimanan seseorang dari dirinya jika seseorang tidak memperhatikan, menjaga, dan berusaha untuk selalu memperbaharui dan memperkuat keimanannya.

Abdurrahman bin Amr Al-Auza’i Rahimahullah pernah ditanya tentang iman: “Apakah iman itu bertambah?” Beliau menjawab: “Iya, iman itu bertambah, bahkan bisa setinggi gunung-gunung.” Kemudian ditanya lagi: “Apa ke iman itu berkurang?” Jawaban beliau: “Iya, sampai tidak tersisa keimanan itu sama sekali.”

Imam Ahlus Sunnah, Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah pernah ditanya apakah iman bisa bertambah dan berkurang? Jawaban beliau: “Iya, iman bisa bertambah sampai setinggi tingkatan langit yang tujuh, dan bisa berkurang sampai terendah tanah yang paling bawah.” Juga beliau pernah mengatakan: “Iman itu adalah ucapan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang. Jika engkau melakukan kebaikan, maka iman itu bertambah, namun jika engkau lalai dari kebaikan, maka iman itu akan berkurang.”

Maka perlu untuk kita perhatikan.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Memperbarui Keimanan dalam Hati


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53440-memperbarui-keimanan-dalam-hati/